Jakarta, 27/7 – Dewasa ini, melalui perkembangan digital yang tumbuh pesat semakin menggeser paradigma kehidupan agar mengikuti nuansa yang sama. Setiap elemen sedikit banyak menyesuaikan dengan kebutuhan, artinya kebiasaan konvensional semakin tergeser menjadi kebiasaan baru berbau digitalisasi. Perubahan sebagaimana dimaksud terjadi pada sektor industri, keuangan dan perbankan, media, startup, swasta, organisasi. Terlepas setiap subjek hukum terseut mempunyai keunikan masing-masing, namun pada umur sekarang semua mempunyai kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan akan penggunaan website sebagai sarana branding.
Melihat hal tersebut, muncul sekelompok anak muda yang berasal dari keresahan yang sama mencoba menguraikannya dalam sebuah konsep bisnis bernama Koderasi. Menggunakan pendekatan kebutuhan permintaan, Koderasi dibuat sebagai sarana pembuatan website dan sejenisnya. Selama proses penggarapan ide bisnis, berbagai riset telah dilakukan guna menawarkan keunikan yang hanya dimiliki oleh koderasi. Terlepas dari banyaknya kompetitor dengan ide yang sama, namun semangat yang dibangun telah melampaui rasa takut terhadap kompetitor yang telah berperan lebih dulu.
Jaliwakan Rahman Mony selaku CEO dari perusahaan rintisan tersebut selalu menekankan akan pentingknya kualitas dari sebuah produk yang dihasilkan, dalam dunia bisnis siapa yang produknya bernilai akan bertahan. Hal tersebutlah yang membuatnya ingin melakukan pengujian terhadap ide Koderasi, yang selanjutnya akan diuji pada sebuah kompetisi ide bisnis yang diselenggarakan oleh Timur Network Foundation dan Kumpul Impact. Sebagai informasi, Timur Network Foundation merupakan lembaga perkumpulan primordial yang mempunyai misi dalam melakukan pembangunan sumber daya manusia pada kawasan timur Indonesia.
Kompetisi ide bisnis edisi Kumpul Timur tersebut menempatkan empat finalis utama yang akan bertarung dalam sebuah arena ide dan gagasan. Adapun keempat tim sesuai dengan urutan tampil yaitu Skilink.id, Mentari, Koderasi, dan Luna n co. Sebagaimana diketahui, masing-masing tim yang akan bersaing tersebut akan memperebutkan hak pendanaan yang telah disiapkan oleh manajemen Timur Network Foundation. Kegiatan ini merupakan hal bagus bagi Koderasi untuk melihat sejauh mana kekuatan dari sebuah ide bisnis mereka.
Berikutnya adalah penampilan masing-masing tim, dimulai oleh tim Skillink.id yang membawa ide berbasi education tech. Skillink.id menawarkan sebuah solusi dari persoalan yang dihadapi oleh SDM produktif di Indonesia yang minm skill, Basri Sangadji selaku CEO Skillink.id menjelaskan bahwa kebutuhan pekerjaan dewasa ini membutuhkan calon yang unggul dalam hal skill. Tidak lupa, disampaikan bahwa Skillink.id menawarkan aksesibilitas yang selama ini jarang ditemukan pada kompetitor, aksesibilitas yang dimaksud berupa kesempatan offering lebih cepat sebab Skillink.id berupaya membuat basis perusahaan yang menjadi mitra perekrutan calon pekerja.
Berikutnya terdapat Mentari, untuk diketahui Mentari merupakan ide bisnis berorientasi gerakan sosial dengan fokus pada isu pendidikan di kawasan timur Indonesia. Ide yang dibawa oleh mentari menampilkan kondisi objektif anak-anak di Indonesia Timur yang hidup dari keterbatasan akses. Sehingga wadah gerakan yang digagas oleh Mentari adalah gerakan literasi, sehingga dalam hal ini produk yang ditawarkan oleh Mentari adalah sebuah buku dongeng. Penampilan ketiga adalah tim yang mengedepankan estetika fashion bernama Luna n co, secara tidak langsung tim ini berusaha memutus gap fashion di Indonesia timur yang dirasa masih tertinggal. Melalui jasa penjualan yang diinisiasi oleh Luna, mereka ingin menjadikan Indonesia timur menjadi pasar mengingat muda-mudi di kawasan timur mempunyai semangat berbusana yang cukup bagus.
Sebagai tim terakhir yang tampil, Koderasi masuk dengan sebuah kenyataan bahwa saat ini seluruh yang hidup dalam dunia digital membutuhkan sebuah website. Kenyataan lain yang ditampilkan bahwa aksesibilitas yang paling besar berada pada jaringat digital, menurut Jaliwakan Mony saat ini segala bentuk pencarian terpusat memanfaatkan jaringan telekomunikasi dan digitalisasi. Oleh karenanya, kondisi objektif tersebut disesuaikan dengan ide bisnis yang dibawakan oleh Koderasi berupa jasa pembuatan website. Meskipun tergolong startup rintisan, namun koderasi menjelaskan dalam paparannya bahwa saat ini mereka telah menjalin komunikasi dengan beberapa klien. Singkat cerita, setelah melalui beberapa proses dan atas pertimbangan juri yang berkualitas menentukan Koderasi sebagai pemenang dan berhak memperoleh pendanaan sebesar Rp. 10.000.000. Dalam sebuah kompetisi sudah menjadi keniscayaan bahwa menang kalah adalah sebuah hasil yang pasti ada.